Nov. 7, 2025, 10:53 a.m.
Universitas Hamzanwadi Teguhkan Komitmen pada Ekosistem Pengetahuan Inklusif dan Berkeadilan Gender

Mataram — Universitas Hamzanwadi, melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI), turut ambil bagian dalam kegiatan Konsultasi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) Kesetaraan Gender yang diselenggarakan oleh Kemitraan Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia–Indonesia (KONEKSI) di Prime Park Hotel Mataram, Kamis, (6/11/2025) .

Forum ini merupakan bagian dari perancangan Program Kepemimpinan Kesetaraan Gender yang bertujuan membangun ekosistem pengetahuan yang inklusif, kolaboratif, dan berkeadilan gender di Indonesia. Kegiatan tersebut melibatkan peserta lintas sektor — mulai dari akademisi, peneliti, pemerhati hukum dan kebijakan publik, aktivis lingkungan, praktisi kesehatan, arsitek, tokoh lintas iman, perwakilan Komnas Perempuan, hingga organisasi masyarakat sipil dan pemerhati budaya.

Dari Universitas Hamzanwadi, hadir tiga perwakilan yang aktif berkontribusi dalam diskusi, yaitu:

1. Prof. Dr. Khirjan Nahdi, M.Hum., peneliti bidang gender;
2. Desi Ariska, M.Psi., Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan GEDSI;
3. Baiq Desi Dwi Arianti, S.Kom., M.T., anggota Satgas GEDSI Universitas Hamzanwadi.

Dalam sesi pemaparan, Prof. Khirjan Nahdi menyampaikan hasil risetnya mengenai epistemologi budaya, sosial, dan agama dalam arus utama kesetaraan gender. Ia menegaskan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan spiritualitas dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memperkuat praktik kesetaraan di dunia akademik.

Sementara itu, Desi Ariska, M.Psi. menyoroti urgensi penyediaan safe space bagi korban kekerasan berbasis gender. Ia menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral dan kelembagaan untuk menghadirkan sistem pelaporan yang aman serta dukungan psikologis yang berkelanjutan.

Adapun Baiq Desi Dwi Arianti, M.T. memaparkan hasil FGD sektor pendidikan yang menunjukkan bahwa pemahaman tentang kesetaraan gender di kampus masih beragam. Karena itu, ia menekankan pentingnya penguatan literasi gender, kebijakan kampus yang responsif GEDSI, serta pembentukan budaya akademik yang menghargai keberagaman.

Keterlibatan Universitas Hamzanwadi dalam forum KONEKSI ini menegaskan komitmen institusional universitas untuk: memperkuat tata kelola kampus berperspektif GEDSI, mengembangkan penelitian dan kebijakan pendidikan yang inklusif, dan memperluas jaringan kolaborasi nasional maupun internasional dalam isu kesetaraan gender.

Melalui langkah ini, Universitas Hamzanwadi terus berupaya menjadi ruang akademik yang aman, setara, dan progresif, serta turut berperan aktif dalam mewujudkan ekosistem pengetahuan yang berkeadilan bagi semua.

Bagikan: