
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Hamzanwadi Laksanakan Kuliah Lapangan Etnomatematika di Masjid Kuno Bayan dan Bale Adat Gumantar
Lombok Utara — Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Hamzanwadi menggelar kegiatan Kuliah Lapangan Etnomatematika dan Pembelajaran Kontekstual di dua situs budaya penting di Kabupaten Lombok Utara, yakni Masjid Kuno Bayan dan Bale Adat Gumantar. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi pembelajaran berbasis pengalaman langsung (experiential learning) yang mengaitkan antara konsep matematika dan budaya lokal.
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa melakukan eksplorasi bentuk-bentuk geometri, pola simetri, hingga konsep ukur panjang dan luas yang ditemukan dalam arsitektur tradisional masjid dan bale adat. Selain itu, mereka juga melakukan wawancara dengan tokoh adat setempat guna menggali nilai-nilai filosofis di balik bangunan dan praktik budaya yang berkaitan dengan logika serta struktur berpikir matematis masyarakat lokal.
Dr. Sri Supiyati, M.Pd.Si., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Hamzanwadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperluas perspektif mahasiswa tentang pentingnya kontekstualisasi pembelajaran matematika.
“Melalui kuliah lapangan ini, mahasiswa tidak hanya belajar matematika sebagai ilmu eksak, tetapi juga melihat bagaimana matematika hidup dan melekat dalam budaya masyarakat. Masjid Kuno Bayan dan Bale Adat Gumantar menjadi media pembelajaran yang sangat kaya akan unsur etnomatematika. Ini sejalan dengan visi kami untuk menghasilkan guru-guru matematika yang kreatif, adaptif, dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam pembelajaran,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari tokoh masyarakat dan pengelola situs budaya setempat. Para mahasiswa diharapkan mampu menyusun bahan ajar kontekstual berbasis etnomatematika sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini.
Melalui pendekatan ini, Prodi Pendidikan Matematika Universitas Hamzanwadi terus mendorong inovasi pembelajaran yang relevan dengan konteks budaya, selaras dengan Kurikulum Merdeka dan semangat pelestarian kearifan lokal dalam dunia pendidikan.