Sarjana Sebagai Insan Pengetahuan
Lulusan Hamzanwadi Harus Mampu Menjadi Laboratorium Sosial Bagi Masyarakat
SELONG (06/12/19) : Sebagai salah satu universitas swasta terbaik di Nusa Tenggara Barat, Universitas Hamzanwadi terus mengkonstruksikan menjadi laboratorium berbagai disiplin keilmuan.
Rektor Universitas Hamzanwadi, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd menjelaskan, sebelumnya kampus sebagai salah satu wadah pendidikan yang menjadi kancah dan laboratorium disiplin ilmu ditimba, ditempa, dan dikonstruksi. “Sekarang, saatnya saudara kembali ke masyarakat sebagai laboratorium sosial yang disimulasi dan diimajinasi ketika masih di kampus,” jelasnya.
Umi Rohmi menegaskan, bahwa setelah modal pengetahuan sebagai insan pengetahuan, modal utama berikutnya adalah perubahan cara berpikir, tentang status lulusan PT. “Lulus di perguruan tinggi tidak menjadi modal untuk mencari kerja, tapi instrumen untuk menciptakan peluang kerja baru. Sejatinya, insan pengetahuan adalah mereka-mereka yang memiliki kesadaran tentang diri dan lingkungannya,kesadaran melahirkan daya kritis, dan daya kritis melahirkan berbagai agenda produktif dalam mengakomodasi dinamika zaman yang dialaminya” tegasnya.
Dinamika global yang berpengaruh terhadap demografi dan geografi dengan seluruh konteksnya, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, memaksa kita untuk membangun konstruksi pikiran baru, bahwa relasi angkatan kerja dan dunia kerja di negara kita, di daerah kita berbeda dengan fenomena di belahan bumi lain.
Dengan berbagai alasan domestik dan publik, peradaban lain dihadapkan pada kondisi kekurangan tenaga kerja, sedangkan kita berhadapan dengan konteks kekurangan lapangan kerja. “Secara teknis, mereka memerlukan in-service training ketika sudah memasuki dunia kerja, sedangkan kita memerlukan pre-service training sebelum memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk pre-service training tersebut adalah seluruh agenda akademik dan non akademik melalui institusi yang kita kenal dengan kampus” terangnya.
Ketika masuk dalam konteks laboratorium sosial, saudara berhadapan dengan dinamika keberagaman dan kompleksitas masyarakat yang bisa jadi sangat berbeda dengan konteks sosial yang disimulasikan dan diimajinasikan ketika berada di kampus. Sebagai insan pengetahuan, saudara hadir dengan instrumen komunikasi yang interaktif, daya analisis yang tajam, perencana yang efektif, problem solver yang diversifikatif, dan pengambil keputusan yang demokratis. Rangkaian peristiwa dalam peran tersebut sejatinya adalah bagian dari bentuk penciptaan lapangan kerja baru, karena suadara sudah melakukan transformasi ilmu pengetahuan dalam bentuk teknologi terapan yang nyata. Karenanya, sejak saat ini, bahkan sebelumnya, dan seterusnya, tekonologi tidak lagi diterjemahkan menjadi rangkaian kerja-kerja teknis dengan mesin-mesin yang canggih, tapi teknologi merupakan agenda-agenda teknis yang didasari pada ilmu dan pengetahuan (tecnos dan logos). (ram)