
Benchmarking LP3M Universitas Hamzanwadi ke UAD dan UMY : Membangun Budaya Mutu
Selasa, 22 April 2025. Membangun budaya mutu di Universitas Hamzanwadi adalah salah satu bukti komitmen Bu Rektor dalam membangun pendidikan yang selaras dengan visi berdaya saing global berbasis budaya santri. Salah satu cara yang digunakan adalah benchmarking dengan Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia. Saat ini, LP3M yang dipimpin oleh Dr. Padlurrahman, M.Pd. bersama tim penjaminan mutu Universitas Hamzanwadi melakukan kunjungan ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sejak tanggal 20 April hingga 23 April 2025. Kunjungan ke UAD diterima oleh Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) bapak Agung Kristanto, Ph.D bersama beberapa Kepala Bidang, sementara kunjungan ke UMS diterima oleh Bu Okti selaku Kabid audit dan akreditasi internasional UMS beserta tim. Dalam sambutannya, Kapala BPM UAD menyatakan rasa gembiranya bisa bertemu dengan tim LP3M Universitas Hamzanwadi dan bisa berdiskusi langsung dengan tim BPM UAD. Kita bisa saling berbagi informasi berkaitan dengan budaya mutu yang kita kembangkan di institusi kita masing-masing sekaligus kami bisa menunjukkan kesadaran seluruh sivitas akademika di UAD mulai dari rektor, para wakil rektor, dekan, kepala unit lainnya hingga korprodi tentang pentingnya SPMI, tuturnya. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa keberadaan BPM atau istilah lainnya justru sangat membantu program studi, UPPS dan institusi dalam memastikan seluruh program kerja berjalan dengan baik dan telah mencapai indikator-indikator yang telah ditetapkan. Hal senada juga disampaikan oleh Kabid audit dan akreditasi internasional UMY bahwa budaya mutu harus didasari oleh komitmen bersama seluruh pihak. Bahkan beliau menjelaskan dengan rinci bagaimana mekanisme PPEPP dijalankan di UMS, dimana penetapan standar mutu oleh pimpinan harus dipatuhi oleh para eksekutif di berbagai atas, sementara pelaksanaan standar mutupun harus-benar dijalankan sesuai standar yang telah ditetapkan. Dalam hal memastikan keterlaksanaan program kerja oleh para pimpinan harus dievaluasi secara sistemik oleh lembaga penjaminan mutu. Di saat evaluasi, para pimpinan tidak boleh merasa diintervensi atau juga tidak boleh menganggap evaluasi oleh penjaminan mutu itu tidak penting, justru evaluasi sebagai bukti komitmen kita terhadap standar mutu yang kita inginkan, tegasnya. Berikutnya pada tahapan pengendalian, para pimpinan harus menjadikan hasil evaluasi sebagai materi Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) sehingga tercipta countinous quality improvement yang kita harapkan. Tahapan peningkatan adalah tahapan akhir dimana para pimpinan harus melakukan aksi-aksi nyata dalam bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi institusi kita sendiri, tegasnya. Direktur LP3M Dr. Padlurrahman menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak UAD dan UMS yang telah menerima dan menyambut kami dengan sangat baik. Di kesempatan itu juga Dr. Rahman juga menyampaikan bahwa benchmarking yang dilakukan saat ini sebagai awal yang baik dalam melakukan review terhadap seluruh dokumen SPMI termasuk bagaimana menjalankan SPMI secara maksimal. Memang dibutukan waktu yang cukup untuk menelaah berbagai praktek baik yang berkonsekuensi pada pengaturan anggaran yang lebih rasional dan berpihak pada mutu yang dicita-citakan, tuturnya. Kegiatan di UAD dan UMS diakhiri dengan berbagai kesepakatan yang dapat ditindaklanjuti bersama terkait dengan SPMI, AMI dan akreditasi serta diakhiri dengan tukar menukar cindra mata dan Poto bersama.