Launching UKM PIK-R Hamzanwadi
"Duta GenRe NTB Gelar “Santri Ngaji GenRe”
Dalam rangkaian kegiatan Launching Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Hamzanwadi, Sabtu 13 - Minggu 14 Oktober 2018 kemaren, Duta Generasi Berencana (GenRe) NTB menggelar acara “Santri Ngaji GenRe”, sebagai bagian dari ikhtiar para remaja dan mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi bagi remaja.
Pembina PIK-R Hamzanwadi, Ramli Akhmad, M.Pd, menjelaskan bahwa pembentukan PIK-R di Universitas Hamzanwadi ini adalah sebuah tindakan yang sangat tepat dan penting untuk dilakukan. "Kita bentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), karena kami melihat penomena di di tengah masyarakat, yang semakin marak pernikahan usia dini, kejahatan seksual dan penggunaan Napza” jelasnya.
Maka dari itu, dengan terbentuknya PIK-R Hamzanwadi ini diharapkan mampu menjadi sebuah wadah pendidikan kesehatan reproduksi dan pengembangan diri bagi mahasiswa. “Jelas, dengan penggarapan melalui jalur pendidikan dan jalur kemasyarakatan yang melibatkan mitra organisasi kepemudaan, bersinergi, bersama-sama untuk memperjuangkan masa depan para remaja” lanjutnya.
Ramli juga menegaskan bahwa, program ini dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. “Sehingga, dengan adanya program-program dari PIK-R ini, mahasiswa mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi” tegasnya.
Salah satu perwakilan Duta GenRe NTB, jalur Pendidikan yang akan diberangkatkan ke Ajang Duta GenRe tingkat Nasional, Dina Uswatun Hasanah, merupakan mahasiswa Universitas Hamzanwadi Program Studi Pendidikan Biologi, menjelaskan bahwa sasaran dari program GenRe ini yakni kalangan remaja. Baik itu mahasiswa atau mahasiswi, keluarga serta masyarakat yang peduli remaja.“GenRe ini akan diarahkan pada sosialisasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi, seperti tidak menikah dini, tidak melakukan seks pranikah dan tidak menggunakan NAPZA” jelasnya.
Bukan hanya itu, GenRe ini banyak diberikan penanaman keterampilan pengembangan konsep diri, pemberian informasi tentang perencanaan kehidupan berkeluarga dan pemberian informasi tentang kependudukan dan pembangunan keluarga.
Adapun program-program yang diangkat dalam ajang Duta GenRe tingkat nasional nanti adalah, Gerakan Intelektual Santri. Dimana program ini terbagi dalam dua item program yakni, program Genre Tanya Tuan Guru dan Forum Ilmiah Genre. “Bentuk dari program GenRe tanya Tuan Guru ini yaitu mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang genre dari perspektif agama melalui metode wawancara dengan tuan guru. Sedangkan Forum Ilmiah Genre dalah sebuah Inovasi program yang melibatkan mahasiswa dari berbagai organisasi pergerakan yang ada di universitas hamzanwadi untuk membedah tema kependudukan dan keluarga berencana” jelasnya.
Kemudian, output dari program Gerakan Intelektual Santri ini adalah lahirnya karya berupa buku hasil diskusi ilmiah dan wawancara dengan tuan guru yang sebagai referensi dan bahan kajian bagi santri dan santriwati terkait dengan genre.
Selain Gerakan Intelektual Santri, ada beberapa program-program yang sudah terlaksana dengan sukses. Salah satu diantaranya adalah Santri on Action. Dimana bentuk program ini yaitu, Genre idol of the school, Halaqoh GenRe, GenRe on Duty, GenRe Mengabdi, dan GenRe Goes to Village.
“Salah satu kegiatan kami adalah Santri Ngaji GenRe”. Program ini sebagai salah satu tindakan nyata untuk menguatkan karakter serta pemahaman santri mengenai substansi GenRe dari perspektif agama, dengan melakukan kegiatan kunjungan dan ngobrol genre bersama santri yang tergabung dalam berbagai organisasi dan ekstrakulikuler,” pungkasnya.
Dalam hal itu, Wakil Rektor I, Dr. H. Hirjan Nahdi, M.Hum, sangat mendukung program-program kemahasiswaan yang bisa berdampak besar terhadap perubahan pola pikir yang kurang baik di tengah masyarakat. Terutama masalah pernikahan dini. Karena program ini akan bisa sejalan dengan program pemerintah. Sehingga perlu adanya keselaran dan kekuatan daya dukung dari semua pihak. Agar apa yang diinginkan dari program PIK R ini bisa tercapai dengan baik. Selain itu, dengan kekuatan karakter dan pengenalan diri yang mendalam, mahasiswa akan mampu menjawab tantangan-tantangan generasi masa mendatang, terutama generasi yang marak diperbincangkan yakni generasi era milenial. Berbicara generasi milenial, bukan hanya sekedar omongan, namun butuh pemahaman yang kuat dan mendalam, sehingga para remaja bisa menjawab tantangan apa yang disebut generasi milenial” tegasnya.
Sehingga ia berharap, dengan terbentuknya organisasi PIK-R ini, mampu membentuk karakter santri maupun mahasiswa yang kuat dan pemahaman yang benar mengenai generasi berencana ini. Bukan hanya itu, nantinya mahasiswa harus memiliki semangat perubahan untuk lingkungannya dan santri menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif sesuai dengan skill mereka masing-masing. (ram)