Peduli Hutan, Universitas Hamzanwadi Kolaborasi Unram dan KMPH Tanam Pohon
Musim penghujan sekarang ini dimanfaatkan oleh Univeristas Hamzanwadi bekerjasama dengan Universitas Mataram serta masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarkat Peduli Hutan (KMPH) Sadar Lestari melakukan penanaman pohon di sekitar mata air yang berada di dalam kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Ketua Joben Eco Park (JEP), Yusma Rita Kurnia mengatakan, penanaman pohon ini adalah bagian dari program My Tree yang disediakan oleh JEP. "Mengikuti program ini berarti pengunjung menanam bibit pohon yang diaharapkan dapat menambah debit air dari sumber mata air yang sudah ada," jelas Yusma Rita, Ahad, 6 Desember 2020.
Kedepan, sumber mata air di sekitar hutan Taman Nasional Gunung Rinjani bisa lebih banyak sehingga bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh masyarakat sekitar kawasan hutan akan tetapi juga oleh masyarakat yang tinggal di bawah kawasan.
Dengan demikian, pengunjung tidak hanya berekreasi tetapi juga telah berkontribusi besar untuk kelestarian alam, masyarakat, bahkan flora dan fauna yang ada di hutan. Beliau menambahkan bahwa JEP merupakan perpanjangan tangan dari KMPH Sadar Lestari.
JEP sendiri menurutnya, adalah ekowisata yang menawarkan pendidikan konservasi, wisata minat khusus, camping, berbagai tantangan outbound dan aneka permainan yang mengajarkan mengenai kepemimpinan.
Selain itu, JEP memiliki sentra anggrek hutan tapi karena kondisi bangunan yang 80% rusak berat sehingga beberapa anggrek dipindahkan. Sebagai tambahan, pengelola JEP bersama masyarakat Dusun Joben juga mengelola bank sampah yang menampung dan mengolah semua sampah yang dihasilkan dari kegiatan wisata dan masyarakat, baik sampah organik maupun nonorganik.
Pada kegiatan penanaman tersebut, hadir beberapa masyarakat sekitar sekaligus perintis KMPH, Karti, salah satunya mamaparkan informasi umum tentang konservasi, sumber daya hutan, dan lokasi penanaman yang berjarak 300 meter dari pos JEP.
Kaprodi Pariwisata, Irwan Rahadi menyampaikan betapa pentingnya pohon dan peran serta akademisi dalam hal ini mahasiswa dan dosen untuk ikut berpartisipasi menyelamatkan lingkungan.
"Kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian insan akademis terhadap masyarakat sekaligus kepedulian teehadap lingkungan yang saat ini cukup memprihatinkan," ungkapnya.
Untuk diketahui bahwa Dusun Joben, Desa Pesanggarahan, Kecamatan Montong Gading, yang terletak di bawah kaki Gunung Rinjani ini, menjadi salah satu peserta Lomba Proklim (Program Kampung Iklim) dari 811 Lokasi Se- Indonesia.
Pada Oktober lalu Dusun Joben diumumkan sebagai peraih Penghargaan Proklim Utama Tingkat Nasional 2020 bersaing dengan 396 lokasi. Perolehan prestasi ini mendapat apresiasi dari Ketua Tim Verifikator Proklim 2020, Yulianto Teguh Wibowo.
Ia menuebutkan, Porklim adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Beberapa hal yang menjadi item penilaian di antaranya, bagaimana masyarakat menjaga sumber mata air, menjaga lingkungan, dan memaksimalkan sampah plastik sebagai barang yang bisa dimanfaatkan.
Selain itu juga, membangun kesadaran pribadi dalam menjaga kelestarian lingkungan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pengendalian iklim, sehingga hal ini juga dinilai perlu disosialisasikan secara masif sehingga keberlangsungan lingkungan yang lestari dapat terjaga dengan baik.