PPG Berakhir, Universitas Hamzanwadi Jadi Kenangan Berharga
Selong, – Peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Hamzanwadi menggelar acara perpisahan (02/11). Acara pelepasan diadakan di Laboratorum Prodi Pendidikan Sejarah yang diikuti sebanyak 25 peserta PPG. Peserta PPG Pendidikan Sejarah untuk angkatan ini semuanya berasal dari Nusa Tenggara Timur (Flores, Ende, Meumere, Alor, Atambua, Labuhan Bajo, Rote, dan lain-lain).
Acara ini merupakan rasa terimakasih dan rasa syukur para peserta setelah mengikuti beberapa tahap kegiatan PPG mulai dari proses daring, lokakarya sejak tanggal 5 September, PPL, ukin, hingga berakhirnya Uji Pengetahuan (UP) hari ini Sabtu (02/11).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Dr. H. Badarudin, M.Pd, beberapa dosen prodi Pendidikan Sejarah antara lain Lalu Murdi, M.Pd, M. Shulhan Hadi, M.Pd, dan Zidni, M.Pd.
Acara yang diadakan atas inisiatif para peserta PPG ini berjalan dengan penuh rasa kekeluargaan.
Dalam sambutannya, Iryanti Malarangan yang mewakili para peserta mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan para dosen dan sarana-prasarana yang disediakan oleh panita PPG.
“Kami sangat bersyukur atas bimbingan yang begitu berharga dari para instruktur yang tidak hanya memberikan masukan selama proses loka karya namun kami dibantu sampai selesai UP. Semoga perpisahan hari ini sekaligus menjadi awal untuk kami lebih dekat dengan bapak dan ibu dosen,” katanya.
Nikasia Kewe Sedan sebagai pembawa acara juga banyak memberikan kata-kata perpisahan yang indah mewakili perasaan yang sangat haru.
Sementara Itu Dr. H. Badarudin, M.Pd selaku ketua Program Studi menekankan arti penting dari nilai kekeluargaan yang sudah dibangun selama proses PPG yang berkhir pada hari ini.
“Setelah proses PPG ini berakhir bapak/ibu guru adalah semeton bagi kami,” katanya. “Semeton dalam bahasa Sasak itu adalah saudara yang tidak hanya dibatasi oleh hubungan biologis namun dihubungkan dengan adanya emosional, semoga proses ini menjadikan kita tetap menjadi saudara,” jelasnya lebih lanjut.
Setelah sambutan selesai, dilanjutkan dengan penyerahan alat musik tradisional Flores sebagai cindera mata dan kenang-kenangan berupa selendang khas Flores oleh beberapa peserta pada ketua prodi dan beberapa dosen yang hadir.
Kesempatan ini juga diabadikan oleh para peserta untuk melakukan foto bersama sebagai oleh-oleh untuk keluarga sekaligus dapat menjadi bukti dan kenang-kenangan untuk anak cucu mereka bahwa Lombok dan Universitas Hamzanwadi pernah menjadi bagian dari pengembangan karir mereka untuk menjadi guru yang profesional.(red)