PROGRAM PRAKTIKUM DAN KKN DALAM LITERASI DASAR DAN PENDIDIKAN INKLUSIF
Workshop Praktikum dan KKN Literasi Dasar dan Pendidikan Inklusif dilangsungkan pada hari Selasa (28/03/2023) di Meeting Room Universitas Hamzanwadi Lombok Timur. Kegiatan dibuka langsung oleh Wakil Rektor Universitas Hamzanwadi, Abdullah Muzakkar. “Universitas Hamzanwadi dipercaya sebagai mitra pelaksana untuk pendidikan inklusif tidak terlepas dari track recordnya, Universitas Hamzanwadi diakui terdepan dalam konsen pendidikan inklusif yakni dengan adanya Pusat Layanan Disabilitas (PLD), sudah banyak praktik baik yang dilakukan” sebut Wakil Rektor Universitas Hamzanwadi, Abdullah Muzakkar. Total ada 33 peserta (L;21/P;12) yang mengikuti kegiatan ini, terdiri dari koordinator program studi, perkwakilan P3MP, pendamping, dan tim hibah Universitas Hamzanwadi.
Lima materi yang dipaparkan selama kegiatan berlangsung yaitu “Konsep PPL dan KKN Universitas Hamzanwadi Berkaitan Tentang Program IKM Literasi Dasar dan Pendidikan Inklusif”, “Keterkaitan Materi Unit 1, 2, dan 6 dengan Program PPL dan KKN Universitas Hamzanwadi”, “Menciptakan Rasa Aman Bagi Semua Murid: Pondasi Pendidikan Inklusif”, “Identifikasi Kesulitan Fungsional Belajar Siswa” dan “Program Penguatan Pendidikan Inklusif Berbasis Data Rapor Pendidikan”. Setelah materi disampaikan, peserta terlibat dalam diskusi terkait rencana kegiatan KKN dalam Literasi Dasar dan Pendidikan Inklusif. “Kegiatan ini sangat bagus, kalau bisa literasi dasar dan pendidikan inklusif ini masuk dalam MBKM, pendidikan inklusif ini penting, karena banyak anak-anak yang perlu dibina. Banyak keuntungan yang didapatkan dari program ini, salah satunya menjadi program unggulan Universitas Hamzanawadi.” sebut Muh. Fahrurrozi, dekan FISE.
Tujuan dari kegiatan ini adalah merencanakan kegiatan praktikum dan KKN dalam literasi dasar dan pendidikan inklusif. “Ketika KKN banyak ditemukan anak-anak yang stunting, dengan program ini mahasiswa dibekali cara melakukan identifikasi, cara penanganan dan tindak lanjut”. sebut Abdul Aziz.
Dalam kegiatan ini, peserta juga dikenalkan dengan alat instrumen asesmen yang didukung INOVASI. Instrumen asesmen untuk literasi dan kesulitan fungsional belajar siswa. “Harapannya walaupun program ini sudah tidak disupport oleh INOVASI, setidaknya mahasiswa dan sekolah sudah dibekali dengan alat asesmen awal literasi dasar dan kesulitan fungsional belajar siswa, sehingga dapat merancang pembelajaran berdasarkan hasil dari asesmen yang telah dilakukan.” sebut Atiaturrahmaniah.
Menjadi harapan bersama, dengan dilakukannya kegiatan workshop program praktikum dan KKN dalam literasi dasar dan pendidikan inklusif bisa menghasilkan output pelaksanaan KKN yang fokus pada literasi dasar dan pendidikan inklusif (memiliki model dalam melaksanakan kerangka MBKM yang fokus pada literasi dasar dan pendidikan inklusif).