Resiliensi Untuk Mitigasi Bencana di Sekolah, LPPM UNY Bekerjasama dengan LPD Universitas Hamzanwadi
Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bangkit dalam menghadapi dan mengatasi situasi yang beresiko dan penuh tekanan melalui pertahanan kompetensi yang dimiliki serta adaptasi yang positif dan fleksibel terhadap perubahan dari pengalaman yang penuh tekanan. sehingga diadakan kegiatan ?Diseminasi Hasil Riset dan Pelatihan Resiliensi Untuk mitigasi bencana di sekolah?. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Lembaga Profesi dan Diklat (LPD) Universitas Hamzanwadi. Kegiatan ini dilaksanakan mulai hari senin 18 oktober 2021 sampai selasa, 19 Oktober 2021 di Meeting Room Rektorat Universitas Hamzanwadi dengan peserta yang terdiri dari Dosen, Guru, Relawan Bencana yang berasal dari berbagai daerah di pulau Lombok.
Kepala dinas Pendidikan dan kebudayaan Lombok Timur yang diwakili oleh Kepala Bidang Sumber Daya Sekolah Dasar Hadi Sayuri menyampaikan program resiliensi untuk mitigasi bencana di sekolah merupakan sebuah keharusan dan mulai diterapkan di sekolah. Pemerintah sangat mensupport kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan kemampuan dan kompetensi guru apalagi dalam mitigasi bencana di daerah.
Ketua LPD Universitas Hamzanwadi, Dr. Aswasulasikin, M.Pd Kegiatan Diseminasi ini merupakan bagian terpenting dalam menyiapkan sekolah agar resiliensi terhadap bencana baik itu bencana alam maupun bencana non alam, hal ini dikarenakan sekolah memiliki peran besar dalam mitigasi bencana. Aswasulasikin juga menjelaskan kegiatan ini diharapkan guru dan dosen sebagai pendidik lebih proaktif dan tanggap terhadap resiliensi siswa secara khusus dan sekolah secara umum terhadap bencana alam. Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan budaya tanggap bencana berbasis kearifan local.
Sedangkan, Wakil Rektor I Universitas Hamzanwadi, Dr. H. Khirjan Nahdi menjelaskan dalam konteks perencanaan, NTB merupakan daerah rawan bencana yang baik bencana alam dan non alam, sehingga dibutuhkan perencanaan mitigasi bencana yang baik dan terstruktur. Selain itu, Khirjan Nahdi juga menjelaskan bahwa bencana itu tidak hanya banjir, gempa bumi, angin putting beliung, akan tetapi seperti kemarau juga merupakan sebuah bencana yang harus disiapkan bagaimana cara mitigasinya. Khirjan nahdi juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama LPPM UNY atas kepercayaan dalam pelaksanaan riset dan kerjasamanya dalam mensukseskan kegiatan riset tersebut.
Prof. Dr. Siti Irene Astuti Dwiningrum sebagai ketua tim Riset Resiliensi Untuk Mitigasi Bencana di Sekolah dan juga mewakili LPPM UNY menjelaskan bahwa pengembangan kebijakan resiliensi Sekolah berbasis kearifan local untuk mitigasi bencana merupakan sebuah respon pada kebijakan pemerintah Indonesia yang sedang mengembangkan program ?membangun budaya sadar bencana?. Program ini sangat penting karena memberikan kesiapan kepada siswa yang resiliens dan harmoni Bersama bencana. Pelatihan ini menjadi inisiasi untuk masyarakat Lombok bagaimana masyarakat bisa menjadi resiliens dalam menghadapi bencana dan masalah apapun itu. Jadilah pribadi yang resiliens dan sekolah yang resiliens untuk masyarakat yang tanggap dan siap dalam mitigasi bencana.